Flora dan Fauna Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Home » Terungkap: Buton Punya Kadal Buta Endemik nan Misterius, Dibamus oetamai

Terungkap: Buton Punya Kadal Buta Endemik nan Misterius, Dibamus oetamai

BUTON, Cakrawala – Kekayaan hayati Indonesia kembali memukau dunia dengan penemuan spesies reptil baru yang unik dan misterius di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Sebuah tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara resmi spesies kadal buta endemik yang kini diberi nama ilmiah Dibamus oetamai.

Penemuan ini tidak hanya menambah daftar keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga menyoroti pentingnya perlindungan ekosistem hutan hujan di Buton.

Kadal Dibamus oetamai adalah anggota dari famili Dibamidae, kelompok kadal yang dikenal dengan adaptasinya ekstrem terhadap gaya hidup fosorial, atau hidup di bawah tanah.

Publikasi ilmiah mengenai spesies ini secara resmi muncul pada 25 April 2025 di jurnal TAPROBANICA, namun spesimen kunci (holotipe) yang menjadi dasar deskripsi spesies ini sebenarnya telah dikumpulkan lebih awal, yaitu pada 21 Juli 2002 oleh G.R. Gillespie.

Proses identifikasi dan penelitian yang cermat memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengonfirmasi statusnya sebagai spesies yang benar-benar baru.

Pemda Harus Beradaptasi Dengan Situasi Ekonomi Global

Ciri Khas dan Adaptasi Unik:

Apa yang membuat Dibamus oetamai begitu istimewa? Spesies ini memiliki serangkaian adaptasi unik yang memungkinkan hidup di lingkungan gelap bawah tanah:

  • Tubuh Mirip Cacing Tanah: Dengan panjang tubuh sekitar 10-20 cm dan bentuk silindris memanjang, Dibamus oetamai sangat mirip dengan cacing tanah. Warna tubuhnya cokelat muda hingga agak gelap dengan pola dua atau tiga pita terang di bagian punggung, menjadi ciri pembeda yang menarik.
  • Mata Terdegenerasi: Sesuai namanya, mata kadal ini telah tereduksi dan tidak berfungsi secara visual. Mereka hidup di kegelapan abadi, sehingga indra penglihatan tidak diperlukan.
  • Kehilangan Kaki: Ini adalah salah satu ciri paling mencolok. Betina dari Dibamus oetamai sama sekali tidak memiliki kaki, sementara jantan hanya memiliki sisa kaki belakang yang sangat kecil (vestigial) berbentuk flap atau tunas. Ketiadaan kaki memungkinkan pergerakan yang efisien di dalam terowongan tanah.
  • Penjelajah Bawah Tanah Sejati: Dengan kepala yang runcing dan kokoh, mereka adalah penggali ulung. Mereka bergerak di dalam tanah dengan meliuk-liukkan tubuhnya, memanfaatkan gesekan untuk mendorong diri maju.

Habitat dan Makanan:

Dibamus oetamai mendiami lapisan serasah daun dan tanah bagian atas di hutan hujan dataran rendah Buton, khususnya di area dengan tanah yang gembur, lembap, dan kaya bahan organik. Lingkungan ini menyediakan kelembapan yang konstan dan suhu yang stabil, yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya.

Sebagai predator bawah tanah, diet utama Dibamus oetamai diyakini terdiri dari invertebrata kecil yang hidup di dalam tanah dan serasah, seperti rayap, semut, larva serangga, atau cacing tanah kecil. Mereka mengandalkan indra penciuman dan sentuhan yang sangat peka untuk menemukan mangsa di kegelapan.

Pemprov Jateng Harap Internet Gratis Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

Proses Evolusi dan Signifikansi:

Evolusi Dibamus oetamai adalah contoh adaptasi luar biasa terhadap gaya hidup fosorial. Reduksi tungkai, degenerasi mata, dan bentuk tubuh silindris adalah hasil dari seleksi alam selama jutaan tahun, yang menguntungkan individu dengan ciri-ciri tersebut untuk bertahan hidup dan bereproduksi di lingkungan bawah tanah.

Penemuan di Pulau Buton juga menunjukkan peran penting isolasi geografis dalam proses spesiasi, di mana populasi terpisah berevolusi secara unik menjadi spesies endemik.

Pemberian nama “oetamai” merupakan bentuk penghormatan kepada almarhum Bapak Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia, atas dedikasi dan kontribusinya terhadap jurnalisme dan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Penemuan Dibamus oetamai ini semakin menegaskan Pulau Buton sebagai salah satu “hotspot” keanekaragaman hayati di wilayah Wallacea yang perlu dilindungi. Konservasi kawasan hutan seperti Kawasan Lindung Hutan Lambusango menjadi krusial untuk menjaga kelestarian spesies endemik yang rentan ini dari ancaman kerusakan habitat.

KPK Dalami Surat Plesiran, Tom Lembong Dituntut Penjara 7 Tahun, dan Dana Desa Jadi Jaminan Kopdes

Keberadaan kadal buta misterius ini adalah pengingat bahwa banyak kehidupan menakjubkan masih tersembunyi di alam liar Indonesia, menunggu untuk diungkap dan dilindungi.