GROBOGAN (Cakrawala) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana berharap Si-Manis Mart dapat direplikasikan di seluruh daerah provinsi ini.
Nama Si Manis merupakan akronim dari ”inflasi semakin harmonis”. Si-Manis Mart berbentuk toko modern, yang di dalamnya menyediakan berbagai kebutuhan pokok.
“Si-Manis Mart ini baru ada di tiga tempat. Dua di Kota Semarang, satu ada di Grobogan. Kami berterima kasih dengan BPR BKK Purwodadi yang sudah mendirikan,” jelasnya, disela peresmian Si-Manis Mart Grobogan, Selasa 14 Januari 2025.
Si-Manis Mart tersebut berlokasi di kompleks Pusat Kuliner Banyuono Purwodadi, Kabupaten Grobogan.
Seperti diunggah laman Humas Pemprov Jateng, Si-Manis Mart serupa saat ini baru ada di tiga tempat. Dua di Kota Semarang, satu ada di Grobogan.
“Kami berterima kasih dengan BPR BKK Purwodadi yang sudah mendirikan,” katanya.
Nana menjelaskan keberadaan Si-Manis Mart bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi daerah setempat.
“Tadi kita lihat di dalam toko ini memang cukup lengkap. Mulai buah-buahan, sayuran, hingga sembako,” tuturnya.
Ditambahkan, Si-Manis Mart ini diinisiasi oleh PT BPR BKK Purwodadi dan Pemkab Kabupaten Grobogan. Modelnya mereplikasi Si-Manis Mart yang diluncurkan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah, di Pasar Bulu dan Pasar Karangayu Kota Semarang.
Nana menekankan agar BKK Si-Manis Mart di Grobogan ini dapat mereplikasi Si-Manis Mart yang sudah ada. Sehingga, bisa memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen. Selain itu, menjadi penyeimbang atau penjaga stabilitas harga, khususnya untuk komoditas volatile food.
Ia berharap lebih banyak daerah yang mereplikasi toko model tersebut. Setidaknya setiap kabupaten/ kota memiliki satu Si-Manis Mart.
“Kita harapkan, BKK Si-Manis Mart ini dapat menjaga kestabilan harga di pasar maupun di kalangan masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Grobogan, Sri Sumarni menyatakan, BKK Si-Manis Mart tidak hanya menjadi penyeimbang dan menjaga stabilitas harga, kios tersebut juga akan menjadi pembeli hasil panen petani. Setelah itu, mendistribusikan atau mencarikan pembeli, agar nilai tukar petani tetap terjaga. (Humas Jateng)