Dalam dinamika pemberantasan korupsi yang semakin kompleks, terpilihnya Komisaris Jenderal Polisi Setyo Budiyanto sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 membawa angin segar bagi Indonesia.
Dengan pengalaman panjang di kepolisian dan semangat pembaruan, Setyo hadir sebagai simbol harapan baru bagi lembaga antirasuah tersebut.
Lahir 57 tahun lalu, Setyo Budiyanto adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989.
Kariernya di kepolisian terukir cemerlang, terutama di bidang reserse dan penegakan hukum.
Sebelum menduduki kursi Ketua KPK, ia menjabat sebagai Inspektur Jenderal di Kementerian Pertanian, mendampingi Menteri Amran Sulaiman.
Peran strategis itu menempatkannya sebagai figur yang memahami pentingnya integritas dalam institusi pemerintahan.
Publik menaruh harapan besar pada Setyo untuk membawa KPK kembali ke jalur yang lebih efektif dan tegas dalam memberantas korupsi.
Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya sinergi antara lembaga penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat.
“Pemberantasan korupsi adalah tanggung jawab bersama. KPK tidak bisa bekerja sendirian,” tegasnya dalam wawancara perdananya sebagai Ketua KPK
Langkah awal Setyo di KPK akan diuji oleh tantangan besar, termasuk membangun kembali kepercayaan publik dan menangani kasus-kasus korupsi yang menjadi perhatian luas.
Dengan rekam jejaknya yang solid, ia diharapkan mampu menegakkan hukum tanpa pandang bulu, sekaligus membawa KPK lebih progresif dalam pendekatan pencegahan dan penindakan
Di bawah kepemimpinannya, publik menanti gebrakan baru dari Setyo Budiyanto.
Dirinya diharapkan tidak hanya membawa perubahan di tubuh KPK, tetapi juga menciptakan budaya antikorupsi yang lebih kuat di tengah masyarakat
.Seiring dengan itu, perjalanan barunya di KPK adalah cermin dari harapan bangsa untuk masa depan yang lebih bersih dan berintegritas.
