Bisnis
Home » Perubahan Harga Kebutuhan Pokok di Yogyakarta: Masyarakat Diimbau Bijak dalam Berbelanja

Perubahan Harga Kebutuhan Pokok di Yogyakarta: Masyarakat Diimbau Bijak dalam Berbelanja

Yogyakarta, Cakrawala – Harga beberapa kebutuhan pokok di Yogyakarta mengalami fluktuasi dalam beberapa waktu terakhir. Masyarakat diimbau untuk memantau perkembangan harga dan merencanakan pembelian dengan bijak.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Harga Pangan Kota Yogyakarta per 23 Januari 2025, harga cabai merah besar di Pasar Beringharjo tercatat sebesar Rp51.000 per kilogram.

Sebelumnya, pada 6 Januari 2025, harga cabai merah besar sempat mencapai Rp80.000 per kilogram, naik dari Rp71.250 per kilogram pada periode sebelumnya.

Untuk komoditas beras, per 24 Januari 2025, harga beras kualitas super I berada pada Rp16.000 per kilogram, sementara beras kualitas super II dihargai Rp15.150 per kilogram.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, mengimbau masyarakat untuk berbelanja dengan bijak dan tidak panik dalam menghadapi fluktuasi harga kebutuhan pokok. Beliau menekankan pentingnya memastikan ketersediaan stok di pasar dan menghindari pembelian berlebihan yang dapat memicu kelangkaan dan kenaikan harga.

Kendal: Kisah Tanah yang Berbisik Emas di Pesisir Utara Jawa

“Kami meminta kepada masyarakat untuk belanja dengan bijaksana. Selama stok tersedia di pasar, tidak perlu panik atau bingung. Belanjalah secara normal untuk menjaga kepentingan bersama agar harga tetap stabil dan terjangkau,” ujar Sugeng

Pemerintah Kota Yogyakarta bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan dan pengawasan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional maupun modern. Langkah ini bertujuan untuk memastikan distribusi barang berjalan lancar dan mencegah lonjakan harga yang tidak wajar.

Selain itu, kerja sama dengan distributor dan pelaku usaha dilakukan untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga, terutama menjelang periode dengan permintaan tinggi.

Masyarakat diharapkan tetap tenang dan bijak dalam merencanakan pembelian kebutuhan pokok, serta mengikuti informasi resmi dari pemerintah terkait perkembangan harga dan ketersediaan barang.

Kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok, seperti cabai merah besar dan beras di Yogyakarta, disebabkan oleh sejumlah faktor, berdasarkan sumber-sumber terpercaya:

GELOMBANG ENERGI HIJAU DARI KENDAL: PABRIK PANEL SURYA TMAI PACU TRANSISI ENERGI & EKONOMI LOKAL

1. Cuaca dan Kondisi Panen

Menurut laporan dari Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi dan banjir di beberapa daerah penghasil cabai dan padi mengakibatkan penurunan hasil panen. Hal ini menyebabkan pasokan berkurang sehingga harga mengalami kenaikan.

  • Cabai merah besar: Produksi terganggu akibat gagal panen di sentra pertanian cabai, seperti Magelang dan Bantul, yang menjadi pemasok utama untuk Yogyakarta.
  • Beras: Produksi gabah di beberapa daerah juga menurun akibat hujan yang menghambat proses pengeringan.

2. Distribusi yang Terganggu

Menurut Asosiasi Pengusaha Pangan Yogyakarta, gangguan dalam distribusi akibat kerusakan infrastruktur di beberapa wilayah pasokan turut berkontribusi terhadap naiknya harga. Jalan-jalan rusak karena hujan menyebabkan keterlambatan pengiriman barang ke pasar.

3. Kenaikan Biaya Produksi

PETANI TEMBAKAU TEMANGGUNG MENJERIT: GUDANG GARAM HENTIKAN PEMBELIAN, PANEN TAK TERSERAP

Laporan dari Asosiasi Petani Cabai menyebutkan bahwa kenaikan harga pupuk dan bahan bakar pada akhir 2024 juga menambah beban biaya produksi petani. Kondisi ini memaksa petani menaikkan harga jual hasil panen mereka.

4. Permintaan yang Tinggi

Meningkatnya permintaan selama periode awal tahun, yang berdekatan dengan perayaan seperti Tahun Baru Imlek, turut memengaruhi harga. Menurut laporan Bank Indonesia Wilayah Yogyakarta, lonjakan konsumsi menjelang perayaan Imlek menciptakan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.

5. Inflasi Regional

Berdasarkan data BPS Yogyakarta, inflasi regional pada Januari 2025 menunjukkan kenaikan di sektor pangan. Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga secara umum, terutama pada komoditas yang sensitif terhadap inflasi seperti beras dan cabai.

Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, pemerintah terus berupaya menstabilkan harga melalui operasi pasar dan kerja sama dengan distributor untuk memastikan pasokan mencukupi.