Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan dan Kebudayaaan Pilihan redaksi
Home » Literasi Media Makin Krusial Untuk Tangkal Informasi Palsu

Literasi Media Makin Krusial Untuk Tangkal Informasi Palsu

Foto: Nuusdo

SEMARANG, Cakrawala – Kalangan pegiat media menilai literasi digital memegang peran krusial untuk menangkal ancaman dan informasi palsu.

Direktur Tamborae Institute, Wisnu T Hanggoro mengemukakan transformasi digital di Indonesia terus mengalami akselerasi yang signifikan. Dengan jumlah pengguna internet yang melampaui 229,4 juta jiwa dan tingkat penetrasi mencapai 80,66% di tahun 2025 (APJII), ruang digital telah menjadi bagian fundamental dari kehidupan masyarakat.

Namun, peningkatan konektivitas ini harus diimbangi dengan peningkatan kecakapan dan pemahaman masyarakat melalui literasi digital.

Literasi digital bukan sekadar kemampuan mengoperasikan gawai, tetapi mencakup serangkaian kemampuan untuk menggunakan teknologi secara aman, cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.

“Dalam konteks Indonesia, literasi digital memegang peran krusial karena beberapa alasan utama, di antaranya menangkal ancaman dan informasi palsu,’ ujar Wisnu, di Semarang Selasa, 9 Desember 2025.

Publik Diimbau Cek Fakta Mandiri Antisipasi Hoax

Direktur Nuusdo Media Lab. Renjani Sari menambahkan, dengan meluasnya akses internet, ancaman seperti hoaks, penipuan online, dan perundungan siber (cyberbullying) juga meningkat.

‘Literasi digital membekali masyarakat dengan kemampuan berpikir kritis untuk memilah informasi, memverifikasi kebenaran, dan melindungi diri dari berbagai risiko digital,” tuturnyam

Sementara itu, Direktur LeSPI, Anto D Prabowo menambahkan meskipun indeks literasi digital menunjukkan peningkatan, upaya kolektif dari pemerintah, komunitas, dan sektor swasta harus terus diperkuat. Program-program edukasi yang berfokus pada keamanan digital, etika berinternet, dan kecakapan dasar teknologi harus terus digalakkan dan menjangkau seluruh pelosok negeri.

“Literasi digital adalah prasyarat untuk menciptakan masyarakat yang adaptif, produktif, dan terlindungi di era informasi yang semakin kompleks,” jelasnya.

Untuk itulah Tamborae Institute, Nuusdo Media Lab, dan Lembaga Studi Pers & Informasi (LeSPI) berkolaborasi dalam sebuah proyek bersama Digital Literacy, dengan beragam aktivitasnya. Di antaranya pembuatan konten video pendek yang mengangkat berbagai topik seputar peluang dan tantangan dari perkembangan digital. Selain itu, sejumlah program lain seperti diskusi, workshop, training hingga lomba, juga menjadi bagian dari inisiatif baru ini. (Redaksi)

Sejarah Mencatat Perangnya, “Jalan Sunyi” Mencatat Air Matanya: Novel Terbaru Ungkap Sisi Rapuh Sang Panglima Besar