Regional Serba Serbi
Home » Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Kaliwungu, Aktivitas Terganggu

Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Kaliwungu, Aktivitas Terganggu

Kaliwungu, 6 Januari 2025 (Cakrawala) – Hujan deras selama kurang lebih dua jam yang mengguyur wilayah Kaliwungu siang ini menyebabkan Sungai Aji di depan Pasar Gladak meluap.

Akibatnya, banjir setinggi lutut orang dewasa menggenangi area sekitar pasar, mengganggu aktivitas perdagangan dan lalu lintas.

Informasi terkait banjir ini pertama kali beredar di grup WhatsApp Desa Sukomulyo, yang dibagikan oleh Maksum, seorang anggota kepolisian yang bertugas di Polsek Semarang Utara namun berasal dari Kaliwungu.

Dalam video yang diunggahnya, terlihat kendaraan-kendaraan kesulitan melintas di tengah genangan air. “Tidak cuma di Pasar Gladak. Di Sukomulyo, depan Masjid Baitussalam, juga mengalami hal serupa,” ujar Pak Maksum saat memberikan keterangan.

Mengkonfirmasi hal tersebut, wartawan CAKRAWALA.MEDIA menghubungi salah satu warga Sukomulyo yang mempunyai rumah tinggal di dekat masjid Baitussalam.

Ribuan Peserta Ikuti Prambanan Mendhut Interhash 2026

“Banjir sih tidak. Tapi selokan yang memanjang dari dekat MI Sukomulyo melewati depan masjid yang menghubungkan dengan sungai pengairan meluap” ungkapnya

selokan itu memang menampung tumpahan air hujan dari beberapa RT di Dukuh Podowaras, Desa Sukomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan.

“Mungkin perlu pengerukan dan pelebaran jika memang memungkinkan” ujar warga Sukomulyo itu berharap.

Masalah Lama, Penyebab Bertambah

Banjir di area Pasar Gladak bukanlah hal baru. Meluapnya Sungai Aji kerap terjadi saat hujan lebat, diperparah oleh banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai.

Menguak Tabir Kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana: Antara Spekulasi Nikel Raja Ampat, Fakta Kepemilikan Swasta, dan Riwayat Operasi

Namun, bukan hanya sampah yang menjadi masalah. Maksum mengungkapkan, tanah resapan air yang dulu melimpah kini berkurang drastis akibat pembangunan permukiman.

“Dulu penduduk belum sebanyak sekarang. Sekarang ini semua lahan dijadikan perumahan,” katanya.

Ia juga menyoroti penyempitan aliran sungai di wilayah Plantaran, yang dulunya lebar namun kini menyisakan hanya sekitar satu meter.

“Dulu alirannya luas, mulai dari belakang SD 1 Plantaran hingga Jalan Sekopek. Sekarang, bagaimana tidak banjir kalau sungainya tinggal segitu?” ungkapnya dengan nada prihatin.

Perlu Penanganan Serius

Skandal Tukar Guling Tanah Bengkok Karangrau: Janji Tak Terpenuhi, Warga Merasa Ditipu di Balik Megahnya Sapphire Mansion

Kondisi ini menjadi alarm bagi pihak terkait untuk segera mengambil langkah konkret. Selain membersihkan aliran sungai dari sampah, diperlukan pengelolaan tata ruang yang lebih baik agar pembangunan tidak mengurangi kemampuan tanah menyerap air.

Hingga berita ini diturunkan, warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk mengatasi banjir yang berulang setiap musim hujan.