Semarang, (Cakrawala) – Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, setiap kali musim panen tiba, warga berkumpul di sawah untuk melakukan tradisi gotong royong. Mereka bahu-membahu memanen padi, saling membantu tanpa mengharapkan imbalan materi. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Nilai-nilai seperti ini mencerminkan bagaimana budaya mempengaruhi hubungan sosial, stratifikasi masyarakat, dan peran individu dalam komunitas.
Budaya bukan hanya sekadar warisan dari generasi ke generasi, tetapi juga menjadi faktor penentu dalam interaksi sosial. Di Indonesia, konsep gotong royong telah lama menjadi fondasi hubungan sosial. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Taujih, budaya gotong royong membentuk solidaritas dan memperkuat kohesi sosial di masyarakat. “Dalam budaya kolektif seperti di Indonesia, nilai-nilai kebersamaan lebih diutamakan dibanding kepentingan pribadi,” kata Dr. Syarifudin, seorang pakar sosiologi budaya dari Universitas Gadjah Mada.
Namun, budaya juga memiliki pengaruh besar terhadap stratifikasi sosial. Di berbagai daerah, terutama di komunitas tradisional, status sosial sering kali ditentukan oleh faktor keturunan, profesi, atau kepemilikan tanah. Di Bali, misalnya, sistem kasta yang diwarisi dari ajaran Hindu masih mempengaruhi interaksi sosial dalam komunitas tertentu. Meski telah mengalami banyak perubahan, norma-norma budaya masih memainkan peran penting dalam menentukan hierarki sosial di masyarakat.
Selain itu, budaya membentuk peran individu dalam komunitas. Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang menekankan pendidikan tinggi cenderung memiliki aspirasi untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Sebaliknya, di beberapa daerah dengan budaya kerja keras sebagai prioritas utama, anak-anak lebih diarahkan untuk membantu pekerjaan keluarga sejak usia dini. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya memberikan kerangka bagi individu dalam menjalankan peran mereka di masyarakat.
Di era globalisasi ini, budaya terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi dan modernisasi. Meski demikian, nilai-nilai tradisional seperti gotong royong, penghormatan terhadap hierarki sosial, serta peran komunitas tetap menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia. Bagaimana kita menjaga keseimbangan antara warisan budaya dan modernitas akan menentukan masa depan hubungan sosial di negeri ini.
Sumber: Jurnal Taujih, Universitas Gadjah Mada, Jurnal Unissula