SEMARANG (Cakrawala) – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Semarang berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng fokus pada rehabilitasi berkelanjutan bagi klien narkotika.
Demikian antara lain benang merah dalam diskusi Bapas Kelas I Semarang bertajuk “Sinau Bareng” yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai layanan rehabilitasi berkelanjutan bagi klien narkotika.
Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah dalam upaya memperkuat sistem rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi para penyalahguna Napza.
Kegiatan yang berlangsung di ruang aula Bapas Kelas I Semarang ini dihadiri oleh seluruh pegawai dan pihak BNNP Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Kepala Bapas Kelas I Semarang, Sarwito, menekankan pentingnya rehabilitasi berkelanjutan bagi klien narkotika. Sarwito mengatakan bahwa tujuan acara ini adalah untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada semua pihak terkait tentang pentingnya peran rehabilitasi yang terus berlanjut setelah klien kembali ke masyarakat.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin memastikan bahwa klien narkotika tidak hanya mendapatkan pemulihan selama berada di lembaga pemasyarakatan, tetapi juga setelah mereka kembali ke masyarakat. Rehabilitasi berkelanjutan merupakan langkah penting agar mereka bisa reintegrasi dengan lebih baik dan tidak kembali terjerumus ke dalam penyalahgunaan Napza,” ujar Sarwito.
Sementara itu, salah satu narasumber, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa kolaborasi antara Bapas dan BNNP sangat krusial dalam menciptakan sistem rehabilitasi yang efektif dan berkelanjutan.
“Rehabilitasi berkelanjutan memerlukan dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya lembaga pemerintah, tetapi juga masyarakat. Kami ingin memberikan pemahaman kepada semua yang terlibat untuk mendukung proses pemulihan klien narkotika,” jelas dr Evi dari BNNP.
Hal ini bertujuan agar kita dapat bersama sama dalam penanganan terhadap penyalahguna narkotika di wilayah Jawa Tengah khususnya agar penyalahguna narkotika dapat tetap abstinence, pulih, produktif dan berfungsi sosial. “Tentunya kualitas hidupnya juga tercukupi dan meningkat,” tambahnya. (Redaksi)