Pekalongan, (Cakrawala) – Setelah diguyur hujan deras sejak 20 Januari 2025, wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Banjir yang merendam sejumlah daerah kini berangsur surut, memungkinkan warga untuk kembali ke aktivitas sehari-hari. Namun, di tengah kabar baik tersebut, duka mendalam menyelimuti Kabupaten Pekalongan akibat bencana tanah longsor yang menelan korban jiwa.
Longsor Maut di Petungkriyono
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Petungkriyono pada Senin, 20 Januari 2025, memicu tanah longsor di beberapa desa. Data terbaru menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia mencapai 25 orang, dengan 9 lainnya masih dinyatakan hilang.
Daftar Nama Korban Meninggal Dunia
Berikut adalah nama-nama korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi:
1. Revalina (P), 19 tahun
2. Suyati (P)
3. Kiki Pramudita (L), 23 tahun
4. Sutar (L), 49 tahun
5. Riyanto (L), 50 tahun
6. Ayat (L), 27 tahun
7. Sumeri (L), 30 tahun
8. Doni (L), 27 tahun
9. Winarko (L), 27 tahun
10. Supari (L), 37 tahun
11. Sularso (L), 44 tahun
12. Inawati (P), 23 tahun
13. Afkar (L), 4 tahun
14. Husnul Cholifah (P), 35 tahun
15. Rokhim (L), 40 tahun
16. Joni Yulianto (L), 45 tahun
17. Rahmono (L), 24 tahun
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang. Namun, upaya tersebut terkendala oleh cuaca buruk dan medan yang sulit. Pencarian sempat dihentikan sementara pada Selasa sore akibat hujan deras dan akan dilanjutkan pada Rabu pagi.
Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merusak infrastruktur vital. Dua jembatan utama yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Petungkriyono hancur, memutus akses transportasi dan mengisolasi beberapa wilayah. Pemerintah daerah telah mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Selain itu, alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor dan membuka kembali akses jalan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana susulan. Warga yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan pascabencana.