Politik Serba Serbi
Home » Arab Saudi Buka Pintu Terbatas untuk Alkohol: Langkah Ambisius Menuju Visi 2030

Arab Saudi Buka Pintu Terbatas untuk Alkohol: Langkah Ambisius Menuju Visi 2030

Riyadh, Arab Saudi – Setelah puluhan tahun melarang total, Arab Saudi bersiap membuka lembaran baru dalam kebijakan sosialnya dengan mengizinkan penjualan dan konsumsi alkohol secara terbatas mulai tahun 2026. Keputusan bersejarah ini merupakan bagian integral dari upaya Kerajaan untuk meningkatkan pariwisata internasional, menarik investasi asing, serta mendukung agenda diversifikasi ekonomi ambisius dalam Visi 2030, termasuk persiapan untuk Piala Dunia FIFA 2034 dan Expo 2030.

Langkah ini menandai pergeseran signifikan dari pelarangan yang telah berlaku sejak tahun 1952. Tujuan utamanya adalah menyambut dunia tanpa kehilangan identitas budaya, memposisikan Arab Saudi sebagai pemain yang progresif namun tetap menjaga nilai-nilai luhur.

Siapa yang Diizinkan dan di Mana?

Berdasarkan informasi yang dihimpun, konsumsi alkohol terbatas ini akan ditujukan bagi warga asing, termasuk turis dan ekspatriat, yang harus mendaftar dan mendapatkan izin dari pemerintah Saudi. Regulasi ini secara ketat membatasi siapa yang boleh membeli dan mengonsumsi, dengan larangan bagi mereka yang berusia di bawah 21 tahun.

Penjualan dan konsumsi alkohol akan diizinkan di sekitar 600 lokasi spesifik yang ditunjuk, meliputi hotel bintang lima, resor mewah, zona diplomatik, serta pengembangan pariwisasa utama seperti NEOM, Pulau Sindalah, dan Proyek Laut Merah.

Proyek Kejar Tayang Kopdes Merah Putih dan PP Era Jokowi Dibatalkan Mahkamah Agung

Penjualan akan dilakukan oleh staf berlisensi dengan prosedur operasional yang ketat untuk memastikan penanganan yang bertanggung jawab.

Definisi “Terbatas” dan Batasan yang Diterapkan
Istilah “terbatas” merujuk pada jenis alkohol yang diizinkan: hanya bir, anggur, dan cider. Minuman keras dengan kandungan alkohol di atas 20 persen, seperti spirit, akan tetap dilarang sepenuhnya.

Produksi, impor, atau konsumsi alkohol di luar wilayah dan pedoman yang diatur akan tetap dianggap ilegal, dengan ancaman hukuman berupa denda besar, penjara, bahkan deportasi. Ini menegaskan bahwa inisiatif ini bukanlah bentuk liberalisasi penuh, melainkan “kebijakan yang diatur dengan cermat.”

Dampak Ekonomi dan Sosial

Secara ekonomi, kebijakan ini diharapkan akan memberikan dorongan signifikan bagi sektor pariwisata dan perhotelan, yang merupakan pilar penting dalam Visi 2030. Dengan layanan yang lebih beragam dan menarik, Arab Saudi menargetkan peningkatan jumlah pengunjung dan investasi.

Mengungkap Tabir Kecurangan Beras Premium: Ancaman Tersembunyi di Balik Piring Nasi Kita

Namun, perubahan ini juga tidak luput dari pro dan kontra. Sejumlah netizen dan masyarakat umum menyampaikan kekhawatiran, dengan beberapa pihak melihatnya sebagai pertanda akhir zaman atau penyimpangan dari identitas kerajaan.

Sebagian ulama juga memiliki pandangan berbeda mengenai kadar alkohol yang diperbolehkan dalam Islam, meskipun pemerintah menegaskan bahwa kerangka hukum yang ketat tetap berlaku untuk menjaga ketertiban umum dan norma setempat.

Pemerintah Arab Saudi menekankan komitmennya untuk memastikan konsumsi alkohol tetap bertanggung jawab dan tidak menimbulkan masalah sosial baru, meskipun detail spesifik mengenai program edukasi atau pencegahan masih menunggu penjelasan lebih lanjut.

Mekanisme pengawasan dan penegakan hukum akan menjadi kunci untuk memastikan kepatuhan terhadap batasan yang ditetapkan.
Kebijakan ini mencerminkan upaya Arab Saudi untuk menyeimbangkan modernisasi dan keterbukaan ekonomi dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianutnya, sebagai bagian dari strategi besar untuk membentuk masa depan Kerajaan di panggung global.

K Fitness Perkuat Eksistensi di Semarang: Cabang Hasanudin Resmi Dibuka dengan Inovasi dan Layanan Kelas Dunia