Kesehatan
Home » Ancaman Tersembunyi di Balik Kepulan Vape: Bukti Kuat Diasetil Pemicu “Popcorn Lung”

Ancaman Tersembunyi di Balik Kepulan Vape: Bukti Kuat Diasetil Pemicu “Popcorn Lung”

Jakarta, Cakrawala — Di tengah popularitas rokok elektrik atau vape yang terus meluas, sebuah bahaya kesehatan serius bernama Bronkiolitis Obliterans, atau lebih dikenal dengan sebutan “Popcorn Lung”, semakin menjadi sorotan. Bukti ilmiah yang kuat, didukung oleh penelitian bertahun-tahun, secara konsisten menunjukkan bahwa senyawa kimia Diasetil (Diacetyl)—perisa yang sering ditemukan dalam liquid vape—adalah pemicu utama kondisi paru-paru yang tidak dapat disembuhkan ini.

Kisah diasetil dan Popcorn Lung bukanlah spekulasi. Asal-usul nama “Popcorn Lung” sendiri bermula dari kasus nyata yang terjadi pada awal tahun 2000-an. Sejumlah pekerja di pabrik popcorn microwave di Missouri, Amerika Serikat, didiagnosis menderita penyakit paru-paru langka ini. Investigasi mendalam yang dilakukan oleh lembaga kesehatan terkemuka mengarah pada satu kesimpulan: inhalasi uap diasetil dalam jumlah besar, yang digunakan sebagai perasa mentega buatan, adalah penyebabnya.

“Studi epidemiologi dan patologis pada pekerja tersebut secara definitif mengidentifikasi diasetil sebagai agen penyebab utama Bronkiolitis Obliterans,” demikian kutipan dari laporan yang diterbitkan oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), sebuah badan federal Amerika Serikat yang berwenang dalam penelitian keselamatan dan kesehatan kerja. Laporan ini menjadi landasan ilmiah yang kuat tentang toksisitas diasetil bila dihirup.

Diasetil: Dari Dapur ke Paru-paru

Diasetil adalah senyawa organik yang dikenal luas karena aroma dan rasanya yang kuat seperti mentega, membuatnya menjadi pilihan populer sebagai perasa dalam berbagai produk makanan. Namun, meskipun diasetil umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan, efeknya berubah drastis ketika ia terhirup ke dalam sistem pernapasan.

Proyek Kejar Tayang Kopdes Merah Putih dan PP Era Jokowi Dibatalkan Mahkamah Agung

Penelitian lebih lanjut menemukan diasetil juga hadir dalam rokok elektrik. Sebuah studi penting yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives pada tahun 2015 oleh tim peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health mengungkap fakta mengejutkan. Studi ini menganalisis 51 jenis liquid vape berperisa yang dijual di pasaran dan menemukan bahwa 75% di antaranya mengandung diasetil atau 2,3-pentanedione (asetil propionil), senyawa kimia yang memiliki struktur dan efek toksik serupa.

“Konsentrasi diasetil yang terdeteksi pada cairan ini seringkali melebihi batas paparan yang direkomendasikan untuk pekerja di pabrik makanan,” demikian kutipan hasil studi Harvard tersebut. Temuan ini secara langsung mengindikasikan bahwa pengguna vape berpotensi menghirup diasetil dalam jumlah yang signifikan, mirip dengan paparan yang memicu kasus Popcorn Lung di pabrik popcorn.

Bagaimana Diacetyl Merusak Paru-Paru?

Ketika diasetil dihirup, ia menyebabkan peradangan dan kerusakan pada bronkiolus, saluran udara terkecil di paru-paru. Kerusakan ini memicu pembentukan jaringan parut yang secara progresif menyempitkan dan menghambat aliran udara, menyebabkan gejala seperti batuk kronis, sesak napas, dan mengi. Penting untuk digarisbawahi, kerusakan paru-paru akibat Popcorn Lung ini bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan. Pengobatan hanya dapat bertujuan untuk meredakan gejala dan memperlambat progresivitas penyakit.

Kewaspadaan Lembaga Kesehatan Indonesia

Mengungkap Tabir Kecurangan Beras Premium: Ancaman Tersembunyi di Balik Piring Nasi Kita

Di Indonesia, kekhawatiran terhadap bahaya diasetil dan rokok elektrik telah berulang kali disuarakan oleh lembaga-lembaga kesehatan. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) secara konsisten mengingatkan masyarakat tentang risiko kesehatan dari rokok elektrik.

“Kandungan perasa pada rokok elektrik, seperti diasetil, berpotensi memicu penyakit serius seperti bronkiolitis obliterans atau ‘popcorn lung’,” ujar Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), seorang anggota PDPI dan pakar pulmonologi, seperti dikutip dari berbagai kesempatan diskusi dan edukasi publik yang diselenggarakan oleh PDPI.

Meskipun beberapa produsen liquid vape mengklaim produk mereka “diacetyl-free”, klaim ini seringkali tidak didukung oleh pengujian independen yang transparan. Ketiadaan regulasi yang komprehensif terkait pengawasan kandungan liquid vape di Indonesia membuat konsumen berada dalam posisi yang rentan.

“Mengingat sifat ireversibel dari Bronkiolitis Obliterans dan kompleksitas pengobatannya, pencegahan menjadi krusial. Cara terbaik untuk menghindari risiko ini adalah dengan tidak menggunakan rokok elektrik atau produk yang mengandung diasetil,” tambah Dr. Erlina Burhan, sebagaimana ia sampaikan dalam berbagai edukasi kesehatan.

Pemerintah dan otoritas terkait terus didorong untuk memperketat regulasi dan pengawasan terhadap kandungan rokok elektrik di pasaran. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk semakin waspada dan memahami risiko nyata di balik “aroma manis” vape yang bisa berujung pada kerusakan paru-paru permanen.

K Fitness Perkuat Eksistensi di Semarang: Cabang Hasanudin Resmi Dibuka dengan Inovasi dan Layanan Kelas Dunia