Semarang, Cakrawala – Penerapan Tarif Trump menguntungkan investasi di Jawa Tengah pada Tahun 2025, menyusul relokasi sejumlah industri internasional ke provinsi ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari mengatakan industri kulit dan alas kaki berskala global seperti Nike, Adidas, Reebok dan beberapa lainnya telah merelokasi unit produksinya ke Jateng.
“Tarif Trump untuk Indonesia yang sekarang 19% dan sedang diupayakan menjadi 10%, sementara China masih 100%, mendorong industri global masuk ke Jateng,” ujarnya, di Kantor DPMPTSP Jateng, Selasa 21 Oktober 2025.
Menurut dia, minat relokasi investasi ke Jateng masih berlanjut.
Bahkan dalam waktu dekat di tahun ini sejumlah merek global tengah menjalin komunikasi untuk menempatkan unit produksi ke Jateng.
Kondisi tersebut, jelasnya, mendorong realisasi investasi di Jateng pada triwulan ketiga 2025 mencapai Rp20,55 triliun.
Investasi tersebut terdiri Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp9,32 triliun atau 45% dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp11,23 triliun atau 55%.
Sakina Rosellasari menjelaskan capaian tersebut turut menciptakan 104.089 lapangan kerja baru, dengan jumlah proyek investasi mencapai 24.108 unit.
Realisasi itu, lanjutnya, jika dibandingkan dua triwulan sebelumnya, menunjukkan tren positif dan tetap stabil di tengah dinamika ekonomi global.
Sakina menyebutkan, lima sektor terbesar penyumbang investasi PMA masih didominasi industri barang dari kulit dan alas kaki (footwear) sebesar Rp3,04 triliun atau 27,08 persen, diikuti industri elektronik dan instrumen kedokteran (Rp2,82 triliun), industri tekstil (Rp1,39 triliun), industri karet dan plastik serta industri logam dasar.
Sementara untuk PMDN, terjadi pergeseran sektor unggulan.
Industri makanan dan minuman kini menempati posisi teratas dengan nilai investasi Rp1,45 triliun atau 15,61 persen, disusul industri kimia dan farmasi, perumahan serta kawasan industri dan perkantoran, transportasi dan telekomunikasi, serta sektor jasa lainnya.
“Ketika PMA dan PMDN digabungkan, sektor industri alas kaki tetap menjadi kontributor utama investasi di Jawa Tengah, diikuti industri mesin dan elektronik, tekstil, makanan, serta kimia dan farmasi,” kata Sakina.
Faktor Infrastruktur
Ia menjelaskan, dari sisi wilayah, lima kabupaten/kota dengan realisasi investasi tertinggi pada triwulan ketiga 2025 adalah Kendal, Batang, Demak dan Kota Semarang yang seluruhnya memiliki kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus serta Kabupaten Tegal yang menempati posisi kelima.
“Capaian ini menunjukkan bahwa pengembangan kawasan industri dan infrastruktur pendukung di Jawa Tengah telah menjadi magnet utama bagi investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Kami optimistis tren positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun,” pungkasnya.
Dukungan infrastruktur tersebut, terutama adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) yang ada si Kendal dan Batang.
Selain itu, kedua daerah menjadi tujuan utama PMA karena adanya dukungan jalan tol yang menunjang akomodasi bahan baku dan barang jadi yang berorieantasi ekspor. (Redaksi)