Bisnis Ekonomi Pilihan redaksi
Home » Shell Divestasi Bisnis SPBU di Indonesia, Fokus pada Energi Bersih dan Pelumas

Shell Divestasi Bisnis SPBU di Indonesia, Fokus pada Energi Bersih dan Pelumas

Jakarta, Cakrawala – Shell Indonesia resmi mengumumkan rencana divestasi seluruh bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi global Shell plc untuk menyederhanakan portofolio bisnis hilir dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

Divestasi ini mencakup sekitar 200 SPBU di seluruh Indonesia, termasuk lebih dari 160 lokasi yang dimiliki langsung oleh perusahaan, serta satu terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur. Seluruh aset tersebut akan diakuisisi oleh usaha patungan antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.

Meskipun melepaskan bisnis SPBU, Shell menegaskan bahwa pihaknya tidak menarik diri dari pasar Indonesia. Shell akan tetap hadir melalui lisensi merek, yang memungkinkan seluruh SPBU yang didivestasi untuk terus menggunakan merek Shell dan menyediakan produk bahan bakar berkualitas. Model lisensi ini sebelumnya telah diterapkan Shell di lebih dari 50 negara di dunia.

“Divestasi ini merupakan bagian dari strategi global kami untuk mengalokasikan modal ke segmen dengan pertumbuhan tinggi dan jejak karbon yang lebih rendah. Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi Shell, terutama dalam bisnis pelumas dan energi bersih,” ujar Country Chair Shell Indonesia, dalam pernyataan resminya.

Proyek Kejar Tayang Kopdes Merah Putih dan PP Era Jokowi Dibatalkan Mahkamah Agung

Shell mengoperasikan pabrik pelumas dengan kapasitas 300 juta liter per tahun di Indonesia, serta sedang membangun fasilitas produksi pelumas gemuk di Marunda, Jakarta. Perusahaan juga telah memperluas portofolio energi bersihnya, antara lain melalui akuisisi EcoOils pada tahun 2022.

Citadel Pacific Limited sendiri merupakan perusahaan induk yang berbasis di Filipina dan telah menjadi mitra Shell di beberapa wilayah Asia Pasifik, seperti Hong Kong, Makau, dan Guam. Perusahaan ini memiliki pengalaman panjang dalam mengelola bisnis bermerek Shell di bawah perjanjian lisensi. Sementara itu, Sefas Group adalah perusahaan energi domestik yang telah lama beroperasi di sektor distribusi bahan bakar dan pelumas di Indonesia.

Pemerintah Indonesia menanggapi langkah ini sebagai aksi korporasi yang wajar dalam dinamika bisnis global. “Ini bukan cerminan dari iklim investasi yang menurun, melainkan strategi bisnis biasa dari perusahaan multinasional,” ujar perwakilan Kementerian ESDM.

Selama masa transisi, operasional seluruh SPBU dipastikan berjalan normal tanpa adanya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan. Proses penyelesaian transaksi ini diperkirakan rampung pada 2026.

Keputusan Shell ini juga mencerminkan tren global perusahaan energi yang mulai mengurangi keterlibatan dalam bisnis berbasis bahan bakar fosil langsung dan mengalihkan sumber daya ke sektor-sektor yang lebih selaras dengan target emisi nol bersih pada 2050.

Mengungkap Tabir Kecurangan Beras Premium: Ancaman Tersembunyi di Balik Piring Nasi Kita

Dengan tetap mempertahankan merek dan kualitas layanan melalui lisensi, serta fokus pada pelumas dan energi terbarukan, Shell menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi terhadap kebutuhan energi Indonesia, sembari memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi nasional.

Simak Podcast mengenai pembahasan ini pada media yang tersedia dibawah ini: