humaniora Serba Serbi
Home » Berita Duka: Bathi Mulyono, Penyintas Petrus dan Pejuang HAM, Tutup Usia

Berita Duka: Bathi Mulyono, Penyintas Petrus dan Pejuang HAM, Tutup Usia

Semarang, Cakrawala — Kabar duka datang dari Jakarta. Bathi Mulyono, salah satu penyintas penembakan misterius (Petrus) era Orde Baru sekaligus tokoh pergerakan hak asasi manusia asal Semarang, meninggal dunia pada Kamis (1/5) pukul 18.15 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Informasi wafatnya Bathi disampaikan oleh putranya, Fajar Adi Pamungkas—mantan anggota DPRD Kota Semarang—kepada wartawan Cakrawala Media, Bastomi, yang hadir di rumah duka di Jalan Semeru, Semarang.

Dalam keterangan singkat kepada Cakrawala Media, Fajar menyampaikan bahwa kondisi sang ayah menurun dalam beberapa waktu terakhir dan sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut.

Jenazah mendiang Bathi telah dibawa ke rumah duka di Jalan Semeru, Semarang. Jenazah akan di semayamkan pada siang pukul 13.00 WIB setelah sholat jumat.

Bathi Mulyono dikenal luas sebagai tokoh yang selamat dari operasi Petrus pada awal 1980-an. Saat itu, ia menjadi target penembakan oleh dua pelaku bermotor, namun berhasil meloloskan diri.

Proyek Kejar Tayang Kopdes Merah Putih dan PP Era Jokowi Dibatalkan Mahkamah Agung

Ia kemudian menghilang selama satu dekade, hidup dalam pelarian dan persembunyian di hutan hingga akhirnya kembali ke masyarakat pasca-reformasi.

Usai Orde Baru tumbang, Bathi mendirikan dan memimpin Yayasan Fajar Menyingsing—sebuah organisasi yang menaungi eks-preman dan eks-narapidana. Ia aktif memperjuangkan keadilan bagi korban Petrus dan secara terbuka menyebut rezim Soeharto sebagai pelaku utama pelanggaran HAM berat.

Dalam sejumlah kesempatan, ia menyerukan agar tragedi Petrus diakui negara dan dibawa ke ranah pengadilan HAM.

Keberanian dan konsistensi Bathi dalam memperjuangkan keadilan mendapat banyak apresiasi. Kalangan akademisi dan pegiat HAM, seperti Kania Mamonto dari Asia Justice and Rights (AJAR) dan Dosen Hukum Unnes Azil Maskur, menilai Bathi sebagai simbol keteguhan korban dalam menuntut pengakuan dan keadilan.

Kepergian Bathi Mulyono menandai berakhirnya satu bab penting dalam sejarah panjang perjuangan korban kekerasan negara di Indonesia. Ia tidak hanya dikenang sebagai penyintas, tapi juga sebagai pejuang HAM yang tak kenal lelah.

Mengungkap Tabir Kecurangan Beras Premium: Ancaman Tersembunyi di Balik Piring Nasi Kita

Redaksi Cakrawala Media turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Bathi Mulyono. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan perjuangan beliau menjadi inspirasi bagi generasi penerus.