Pilihan redaksi Serba Serbi
Home » Puncak Perayaan Galungan Jatuh 24 April

Puncak Perayaan Galungan Jatuh 24 April

SEMARANG (Cakrawala) –  Hari Raya Galungan merupakan salah satu hari raya suci keagamaan bagi umat Hindu. Galungan dan Kuningan merupakan rangkaian hari raya yang dirayakan setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Saka Bali.

Sehingga, dalam satu tahun Masehi, akan dirayakan dua kali hari raya Galungan. Untuk tahun 2025, puncak perayaan Galungan pertama jatuh pada Rabu, 23 April 2025.

Melansir dari website Kementerian Agama (Kemenag), setelah puncak perayaan Galungan, pada 24 April 2025 akan dilanjutkan dengan sukacita Umanis Hindu. Umumnya, umat Hindu akan bersilahturahmi mengunjungi kerabat.

10 hari setelah Galungan, umat Hindu akan merayakan Kuningan yang pada tahun ini akan jatuh pada tanggal 3 Mei 2025. Sehari sebelumnya yakni 2 Mei 2025 akan dilaksanakan Penampahan Kuningan.

Adapun puncak Galungan kedua, akan jatuh pada Rabu, 19 November 2025. Sehari sebelumnya yakni 18 November 2025 akan dilaksanakan Panampahan Galungan.
20 November 2025 merupakan Umanis Hindu, dilanjutkan 28 November 2025 akan dilaksanakan Panampahan Kuningan. Hari Raya Kuningan yang kedua, akan dilaksanakan pada Sabtu, 29 November 2025.

Pemerintah Siapkan Paket Kebijakan Ekonomi untuk Percepat Program Pembangunan

Dirangkum dari berbagai sumber berikut adalah beberapa poin makna mendalam dari Hari Raya Galungan dirayakan umat Hindu:

  1. Kemenangan Dharma atas Adharma
    Hari Raya Galungan memperingati kemenangan kebaikan (dharma) atas kejahatan (adharma). Perayaan ini mengingatkan umat Hindu untuk selalu menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. ​
  2. Penyatuan Kekuatan Rohani
    Galungan menjadi momen untuk menyatukan kekuatan pikiran, perkataan, dan perbuatan agar selalu berpegang pada kebenaran. Ini merupakan wujud dharma dalam diri manusia. ​
  3. Simbol Kemenangan Jiwa atas Nafsu Duniawi
    Secara filosofi, Galungan melambangkan kemenangan jiwa manusia dalam melawan nafsu duniawi dan ego yang menyesatkan. Perayaan ini mengajarkan pentingnya introspeksi dan memperkuat keimanan. ​
  4. Ungkapan Syukur atas Ciptaan Alam Semesta
    Galungan juga merupakan ungkapan syukur atas terciptanya alam semesta dan seluruh isinya. Umat Hindu melakukan persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara sebagai bentuk penghormatan. ​
  5. Penghormatan kepada Leluhur
    Selama perayaan Galungan, diyakini bahwa roh leluhur turun ke bumi untuk mengunjungi keluarga mereka. Umat Hindu menyambut mereka dengan doa dan persembahan sebagai bentuk penghormatan. ​
  6. Perkuat Persaudaraan dan Kesatuan
    Perayaan Galungan tidak hanya sebagai wujud kecintaan kepada Tuhan dan leluhur. Tetapi, juga menjadi ajang untuk memperkuat persaudaraan dan kesatuan masyarakat.

Melalui makna-makna tersebut, Hari Raya Galungan menjadi momen penting bagi umat Hindu untuk merenungkan nilai-nilai spiritual. Selain itu, mempererat hubungan dengan sesama serta alam semesta. (Redaksi)