Jakarta, Cakrawala – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, melakukan lobi intensif dengan pemerintah Arab Saudi untuk mempertahankan kuota petugas pendamping jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun 2025. Upaya ini dilakukan menyusul adanya wacana pengurangan kuota petugas pendamping dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, yang dikhawatirkan dapat berdampak pada kualitas pelayanan terhadap jemaah haji.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (21/1/2025) di Jakarta, Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa pengurangan kuota petugas pendamping ini merupakan bagian dari kebijakan restrukturisasi yang tengah dilakukan Arab Saudi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan ibadah haji. Namun, pihak Indonesia telah menyampaikan keberatan dan menegaskan pentingnya peran petugas pendamping dalam memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji, mengingat Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji terbesar di dunia.
“Kami telah berdialog dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi untuk menjelaskan situasi dan kebutuhan khusus jemaah haji Indonesia. Dengan jumlah jemaah yang mencapai lebih dari 220 ribu orang setiap tahunnya, keberadaan petugas pendamping sangat krusial, terutama dalam hal bimbingan ibadah, kesehatan, dan logistik,” ujar Nasaruddin Umar.
Indonesia secara rutin mengirimkan sekitar 4.200 petugas pendamping untuk melayani jemaah haji, yang terdiri dari Tim Pembimbing Ibadah Haji, Tim Kesehatan Haji, serta Tim Pelayanan Umum. Dengan adanya rencana pengurangan, kuota ini berpotensi turun hingga 20 persen, sehingga hanya sekitar 3.360 petugas yang dapat diberangkatkan.
Pengurangan tersebut dinilai akan menimbulkan tantangan serius, terutama mengingat sebagian besar jemaah Indonesia adalah lanjut usia (lansia) dan membutuhkan pendampingan khusus. “Jemaah Indonesia dikenal heterogen, baik dari segi usia maupun tingkat pemahaman keagamaan. Tanpa pendamping yang memadai, risiko kesulitan dalam pelaksanaan ibadah hingga kondisi darurat medis akan meningkat,” tambah Menteri Agama.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Achmad Syafruddin, yang membidangi urusan agama, turut mendukung langkah Menteri Agama dalam melobi Arab Saudi. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus mengupayakan solusi terbaik agar pelayanan haji tetap optimal.
“Kita mengapresiasi usaha keras Kementerian Agama dalam menjaga kuota petugas pendamping. Ini bukan hanya soal jumlah, tapi juga kualitas pelayanan yang akan memengaruhi pengalaman spiritual para jemaah haji kita,” ujar Syafruddin.
Sementara itu, para pengamat haji dan umrah mengingatkan perlunya efisiensi dan inovasi dalam sistem pelayanan haji di tengah keterbatasan kuota petugas. Salah satu usulan adalah pemanfaatan teknologi digital untuk membantu komunikasi dan koordinasi antara petugas dengan jemaah, seperti penggunaan aplikasi mobile yang dapat memberikan panduan ibadah secara mandiri.
Menteri Agama juga mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah menawarkan berbagai opsi kepada Arab Saudi, seperti menambah kuota petugas non-reguler yang biayanya ditanggung pemerintah atau menempatkan lebih banyak petugas pada kloter dengan jumlah lansia tinggi.
“Kami optimis akan ada kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Kami menghormati kebijakan Saudi, namun kami juga berharap kebutuhan unik jemaah haji Indonesia dapat dipertimbangkan,” kata Nasaruddin Umar.
Keputusan akhir terkait kuota petugas pendamping haji diperkirakan akan diumumkan pada awal Februari 2025 setelah pertemuan lanjutan antara delegasi Indonesia dan Arab Saudi.
Terlepas dari hasil lobi, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi para jemaah haji. Nasaruddin Umar menyebutkan bahwa Kementerian Agama telah menyiapkan berbagai skenario untuk mengatasi kemungkinan pengurangan petugas, termasuk mengoptimalkan pelatihan bagi petugas haji di tanah air sebelum keberangkatan.
“Kami tidak akan membiarkan jemaah menghadapi kesulitan. Pelayanan ibadah haji adalah tanggung jawab besar yang terus kami prioritaskan. Dengan kolaborasi dan doa dari semua pihak, kami yakin masalah ini akan terselesaikan dengan baik,” tutup Nasaruddin Umar.