Cakrawala, 23 Desember 2024 – Pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung dari 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025, tiba-tiba dibatalkan.
Keputusan ini memicu kontroversi di kalangan seniman dan pegiat seni. Menurut Yos Suprapto, pembatalan bermula ketika kurator yang ditunjuk oleh Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima dari 30 lukisannya untuk diturunkan dengan alasan vulgar dan tidak sesuai norma kesopanan.
Yos menolak permintaan tersebut, yang kemudian berujung pada pembatalan seluruh pameran.
Pembredelan ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Amnesty International Indonesia menyebut tindakan tersebut mencerminkan praktik negara otoriter yang melanggar kebebasan berekspresi.
“Ini adalah bentuk pembungkaman terhadap seni, sesuatu yang seharusnya tidak terjadi di negara demokratis,” ujar perwakilan Amnesty.
Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, turut menanggapi spekulasi yang mengaitkan pembatalan ini dengan intervensi politik. Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak terlibat dalam keputusan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Galeri Nasional Indonesia belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Pembatalan pameran Yos Suprapto menambah daftar panjang kasus pembatasan kebebasan berekspresi di Indonesia, khususnya dalam dunia seni dan budaya.
Sumber: CNN Indonesia, Tempo, Suara.com