Ekonomi Pilihan redaksi
Home » Pemda Harus Beradaptasi Dengan Situasi Ekonomi Global

Pemda Harus Beradaptasi Dengan Situasi Ekonomi Global

SEMARANG, Cakrawala – Pemerintah harus mampu beradaptasi untuk merespon memburuknya perekonomian global yang berpengaruh terhadap melambatnya pelaksanaan program pembangunan.

Anggota Komisi B DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono mengemukakan situasi ekonomi menghadapi banyak kendala bagi Pemda untuk mewujudkan program kerjanya.

“Dibutuhkan kemampuan adaptasi Pemda terhadap situasi global yang sedang krisis. Hal itu untuk mengurangi kerugian yang mungkin timbul,” ujarnya.

Ferry menyampaikan hal itu pada Diskusi Ketahanan Ekonomi Jateng di Masa Sableng, yang digelar Forum Wartawan Peliput Pemprov & DPRD Jateng (FWPJT) bersama Bank Jateng, di Gedung Merah Putih, Rabu 16 Juli 2025.

Pemerintah Siapkan Paket Kebijakan Ekonomi untuk Percepat Program Pembangunan

Ia mengemukakan, situasi global yang diwarnai perang di wilayah teluk dan Persia, tekanan ekonomi AS yang mendorong munculnya kebijakan pajak, telah mengganggu ekonomi global.

Bagi Indonesia hal itu mengakibatkan putusnya rantai pasok produk ekspor, sehingga
Harus mencari pasar baru.

Untuk Jateng, kini juga menghadapi indikator baru terutama indeks kemiskinan dan ekonomi antara wilayah Jateng selatan dan utara.

Ferry menjelaskan, ketimpangan yang perlu diatasi adalah menaikkan Indeks sumber daya manusia di Jateng selatan agar mampu meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian.

Ia menyebutkan, hal yang mendesak dilakukan adalah menekan kemiskinan di Jateng selatan, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Komitmen Pembahasan RUU Perampasan Aset: Sebuah Janji yang Berulang

“Ini butuh fokus anggaran pemerintah untuk mewujudkannya,” tuturnya.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Jateng, Zukkifli Gayo mengemukakan membangun Jateng tidak bisa sendiri, tetapi harus menggandeng seluruh stakeholder.

Misalnya yang telah dilakukan bersama dunia akademik, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, seperti penanganan stunting dan lainnya.

“TPPP membangun kolaborasi antara Pemprov dengan 44 perguruan tinggi untuk KKN tematik sehingga program-program pemerintah bisa langsung masuk hingga ke pelosok,” jelasnya.

Selain itu, penguatan sektor UMKM dan ekonomi kreatif harus terus dilakukan mengingat keduanya menjadi potensi terbesar bagi perekonomian Jateng.

RUU Perampasan Aset Dikebut, Dana Pemerintah Dipindah ke Bank BUMN, dan Korban Banjir Bali 14 Orang

Hal penting lain adalah konektivitas antara potensi ekonomi dan infrastruktur yang ada untuk mendukung pasar.

Diskusi juga menghadirkan narasumber lain, diantaranya Ketum BPD HIPMI Jateng, Teddy Agung Tirtayafi, Akademisi Undip Semarang, dan Prof Akhmad Syakir Kurni.
(Redaksi)